Rabu, 03 Juli 2013

LOMBA MENULIS PERJALANAN BERSEPEDA

Salam pedal!
Ni, buat para pesepeda yang hobi jalan-jalan plus hobi menulis, ada kesempatan memenangkan hadiah menarik dari Lomba Menulis National Geographic.. Hadiahnya lumayan, aksesori perjalanan bersepeda.. Juara kategori umum dapet Selender messengger bag dari National Geographic.. Kayak gini, nih..
Kalo juaranya kategori wartawan, Hadiahnya medium messengger bag..
Hadiahnya cuma dua, ni, tapi jangan khawatir, ada hadiah juga buat karya terbaik pilihan redaksi, dan karya terbaik pilihan pembaca.. Untuk info lebih lengkapnya, bisa dicek di webnya. Oke? Selamat menulis, selamat berlomba... :D

Oiya, karya dikirim paling lambat 13 Juli 2013. ;)

Sabtu, 26 Januari 2013

Panduan Membeli MTB

Salam pedal!
Kemarin, ada seorang teman yang menanyakan mengenai sepeda MTB apa yang bagus. Kali ini, saya akan bahas sedikit mengenai bagaimana memilih sepeda MTB yang cocok di hati, dan pas di kaki. Hal pertama yang harus diperhatikan dalam memilih sepeda (apapun itu, tidak hanya MTB), adalah fungsi dan pemakaian. Umumnya, MTB digunakan sebagai sepeda adventure. Sesuai namanya, MTB alias Mountain Bike dikhususkan utuk trek pegunungan. Tapi, beberapa orang memilih jalan praktis dimana MTB digunakan sebagai sepeda commuter untuk kegiatan sehari-hari (ke kantor atau ke kampus) sekaligus sebagai sarana rekreasi adventure di akhir pekan. Bagi saya, sangat disayangkan kalau sepeda MTB hanya digunakan sebagai sepeda commuter. Dengan berbagai fitur dan keunggulan yang dimiliki MTB, tentu akan jadi sia-sia jika hanya digunakan di jalanan kota yang mulus dan rata. Jika demikian mengapa tidak sejak awal saja membeli sepeda commuter. Tapi kembali ke nilai praktis bahwa sepeda yang dipakai untuk kegiatan sehari-hari sekaligus adventure akan sangat lebih menguntungkan daripada harus menggunakan 2 sepeda yang berbeda untuk 2 aktivitas yang berbeda pula.

Hal lain yang perlu diperhaikan dalam memilih sepeda MTB ialah jenis. Sepeda MTB termasuk yang paling banyak memiliki varian dibanding sepeda jenis lain. Ada XC (cross country), AM (all mountain), DH (down hill), FR (free ride), DJ (dirt jump), BA (big air / freestyle),TL (trials), 4X (four cross), dan MBT (mountain bike touring). Sebenarnya masih ada beberapa varian lagi di dalam keluarga besar MTB, tapi untuk sementara, saya sebutkan yang marak di Indonesia saja dahulu. Spesifikasi tiap jenis berbeda-beda tergantung fungsi masing-masing.

1. XC (cross country) untuk jelajah alam, biasanya sepeda ini menggunakan rangka rigid, tanpa suspensi belakang. Suspensi depan pun biasanya hanya dengan travel rendah. Untuk naik turun gunung, sepeda ini oke-oke saja.

2. AM (all mountain) untuk jelajah alam dengan medan yang lebih ekstrim. Misalnya keluar-masuk hutan. Suspensinya ada di depan dan belakang, tetapi, rangka sepeda masih menggunakan geometri tinggi serupa dengan XC, demi menunjang kenyamanan berkendara.

3. DH (down hill) untuk turun gunung dengan ekstrim. Sebenarnya tergolong dalam sepeda kompetisi, karenanya, menggunakan komponen-komponen tahan banting. Sesuai namanya, down hill, sepeda ini didisain untuk turunan. suspensi depan tinggi dan besar, batang susupensinya panjang, hingga menjangkau bagian atas head tube / komstir. Suspensi belakang juga lebih lunak dan kuat. tak jarang trek sepeda downhill berupa jurang hingga ketinggian hingga 10 meter. Karena harus "terjun" sedemikian rupa, sepeda ini dilengkapi dengan komponen-komponen tahan banting lain, membuat harganya melambung tinggi.

4. FR (free ride) untuk downhill ringan. Sesuai namanya, free ride, sepeda ini baik untuk digunakan sebagai XC, AM, atau DH ringan. Terkadang, sepeda jenis ini juga digunakan untuk freestyle.

5. DJ (dirt jump) dan BA (big air) digunakan untuk melompat di udara sambil beraksi. Atraksi freestyle seperti yang biasa dilakukan dengan BMX (karena dirt jump sendiri sebenarnya masuk dalam zona berkendara BMX). Geometri sama sekali berbeda dibanding XC maupun AM. Rangka rigid atau bersuspensi, tetapi seat tube rendah, dan chainstay lebih pendek. Ini membuat sumbu roda lebih pendek, sehingga sepeda lebih lincah. Suspensi keras baik depan maupun belakang untuk memudahkan kontrol sepeda dalam beraraksi.

6. TL (trials) digunakan untuk mendaki. Juga tergolong sepeda kompetisi. Sepeda trials biasanya tanpa suspensi, dan roda yang amat besar. Sepeda ini super ringan dengan rangka yang panjang dan seat tube yang super rendah. Bahkan untuk mengurangi bobotnya, beberapa produsen sengaja membuatnya tanpa sadel... Wow! Di Indonesia sepeda semacam ini masih susah ditemui, namun, beberapa orang membuatnya menjadi urban yang disebut street trials.

7. 4X (four cross). Bisa dibilang ini sepeda balapnya trek tanah. Dirancang sedemikian rupa untuk menghadapi trek dengan kecepatan tinggi (namanya juga balap). Bahkan kadang harus mengahadapi adegan "terjun" seperti downhill. Secara fisik sama dengan sepeda MTB lain, hanya saja, suspensi depan biasanya lebih tinggi, seat tube pendek, jarak antar roda tidak terlalu panjang.

8. MBT (mountain bike touring) biasa digunakan untuk touring pegunungan. Aliran yang masih jarang oeminatnya, sehingga masih jarang informasi tentang spesifikasi sepedanya. Sepertinya masih seperti sepeda gunung biasa, tetapi dengan berbagai komponen penunjang untuk perjalanan jauh.

Nah, hal berikutnya yang harus diperhatikan dalam memilih sepeda adalah ukuran. Biasanya hanya kaum pro yang memperhatikan ukuran dalam memilih sepeda agar performa sepeda sesuai dengan fisik pengendara. Perlu diketahui, sepeda pada umumnya memiliki ukuran (biasanya ukuran rangka) yaitu S, M, L, dan XL. Jadi, meskipun ukuran roda sama-sama 26 inci, belum tentu ukuran rangkanya sama. Beberapa ukuran rangka bahkan ditambah dengan embel-embel lain, misalnya untuk kompetisi ada XL pro. Atau dalam freestyle seperti dirt jump ada M-long atau M-short, S-long atau S-short, dan sebagainya. Meskipun bukan pro, tetapi alangkah baiknya kita juga memperhatikan ukuran dalam memilih sepeda supaya sepeda sesuai dengan postur tubuh pengendaranya. Percuma juga, kan, sepeda mahal, tapi tidak nyaman dikendarai..

Terakhir adalah komponen dan harga. Belum tentu sepeda dengan tipe dan jenis yang sama menggunakan komponen yang sama juga. Hal ini tergantung distributor atau penjualnya. Kadang di toko A sepeda dengan tipe 1 menggunakan velg (misalnya) x, sementara di toko B sepeda dengan tipe yang sama menggunakan velg yang lebih bagus atau lebih jelek. Jadi, jangan heran apabila harga sepeda dengan tipe yang sama bisa berbeda-beda antar distributor. Hal ini perlu diperhatikan terutama jika ingin membeli sepeda dengan merk yang kurang terkenal. Tidak apa-apa merknya tidak terkenal apabila komponen yang disematkan menggunakan komponen-komponen berkualitas misalnya Shimano, Suntour, RST dan sebagainya. Harga mahal bukan masalah yang penting kualitas terjamin. ;)

Jadi, sudah punya incaran sepeda idaman?

Kamis, 24 Januari 2013

Fasilitas Bagi Pesepeda

Salam pedal!
Pagi ini ane mau nunjukin, sob, betapa di mancanegara, gerakan bersepeda bener-bener dijalankan dengan serius, dan didukung pemerintah. Salah satu buktinya, ni, bahwa di dalem kereta api pun kita bisa bawa sepeda.
Itu gambar di dalem kereta bawah tanah di Amrik sono, sob.. Nah, jadi di dalem keretanya itu emang ada gantungan sepedanya. Kalo tempat duduk penumpangnya ndak dipake, bisa dilipet ke atas, dan di baliknya itu ada besi buat naroh roda. Terus, roda yang satunya tinggal digantung aja di gantungan yang ada di atasnya. Keren, ya..? Kapan PT. KAI bikin ginian di kereta api-kereta api Indonesia? Doakan saja, ya. Mungkin, kalau memang banyak pesepeda, mereka akan memfasilitasi..

JUST KEEP RIDING, DUDE... :)

Rabu, 23 Januari 2013

Between Youth and Dirt Jump

Salam pedal!
Kali ini ane mau ngomongin tentang anak muda Indonesia yang sekarang lagi getol banget sama yang namanya sepeda DJ alias Dirt Jump. Ngomong-ngomong, pemuda Indonesia tu labil banget, sebenernya (termasuk ane, bos). Belum lama dibikin jatuh cinta sama warna-warninya sepeda fixie alias fixed gear, sekarang mereka udah pindah haluan lagi ke sepeda lain, Dirt Jump. Padahal penyakitnya sama di setiap musim sepeda. Yaitu keranjingan upgrade, kebanjiran informasi, dan kecemplung di social media. Ane amat-amati, ya, sodara-sodara, pada waktu musim fixed gear, anak-anak muda sering gonta ganti parts dan komponen. Apalagi yang udah gabung di komunitas-komunitas. biasanya mereka ingin upgrade sepeda mereka supaya lebih good looking dan enak dikendarai. Walhasil, mereka putus asa ketika tahu kalau parts bagus itu harganya selangit. Ya jelas, lah.. Fixed gear, kan aslinya memang sepeda buat kompetisi alias lomba, wajar kalau harga spare partsnya selangit. Belum lagi usia pakai parts yang pendek. Yah, kalo para atlit, mah, ndak masalah, mereka tiap ikut lomba selalu ganti parts baru (lagian mereka, kan digaji). Lha kalo kita? Tekor, pastinya.

Oke, balik ke topik utama, Dirt Jump. Kenapa Dirt Jump? Dari hasil pertapaan ane di gunung gobel (ndak usah dicari di Google, ndak bakalan ada), sepeda Dirt Jump tu keren. Kerennya selevel sama sepeda BMX. Padahal, Dirt Jump masih masuk di kategori freestyle BMX, lo (baca artikel Memilih BMX Idaman. Masih inget, kan, jaman tahun 2000an dimana naik BMX itu udah hal paling keren yang dilakukan remaja se Indonesia. BMX udah termasuk sepeda paling yohai pada masa itu dan MTB dianggap cupu. Sekarang berbalik sepeda Dirt Jump (yang sebenernya tergolong dalam keluarga besar MTB) Udah ndak lagi dianggap cupu. Bedanya naik sepeda Dirt Jump dibanding naik BMX adalah, remaja ndak akan lagi di cap sebagai anak kecil oleh sebagian besar orangtua kolot (soalnya BMX, kan kecil, sob). Ya itulah, pandangan orang-orang tentang BMX udah salah duluan, dimana BMX dianggap sebagai sepeda anak (dari dulu hingga sekarang). Dan lagi, rata-rata remaja yag naik sepeda itu, juga menggunakan sepedanya sebagai kendaraan operasional. Ya di pake ke sekolah, ke kampus, ke rumah temen, ke warung, ke pasar, ke kuburan (lho?). Kalau naik BMX, dan jarak tempuhnya jauh, bisa mandi keringet, bro. Soalnya roda BMX, kan kecil, sedangkan sepeda Dirt Jump lebih besar rodanya. Kembali ke soal keren-kerenan, dulu, naik BMX tanpa bisa satupun trik udah dianggap keren. Sama halnya dengan Dirt Jump di masa kini. Ente-ente ndak perlu bisa trik dan terbang-terbang pakai sepeda Dirt Jump. Cukup sepeda ente kelihatan bagus, dan bersih, terus, ente riding, deh, keliling-keliling kompleks. Buat yang belum punya, dan kepengen punya, nih, ane kasih referensi sepeda buat diboyong ke rumah:

1. Polygon COZMIC DXP











Harga: Rp 6,5 jutaan. Yang paling baru harganya Rp 6.600.000,- Bisa lirik yg model 2011, harganya lebih murah. Kayaknya cuma sekitar 5 jutaan.

2. Wimcycle Dragster 26''













Harga : Di situs resminya Rp. 1.725.000,- tapi ni sepeda cemen punya (kalau buat main trick), perlu diupgrade beberapa komponennya. Saran ane, upgrade aja, toh sepedanya murah ini, dibanding beli yang 5 atau 6 jutaan, kan duitnya bisa buat upgrade. malah bisa buat beli sepeda ginian 1 lagi. Wehehe :D

3 Kona














Di Indonesia ndak banyak yang jual. Kalaupun ada, harganya diatas Rp 4 jutaan. Tapi mantep banget, ni, bos, sepedanya..

4 Specialized











Yang ane tau seri P2 atau P1. Harganya hampir sama kayak Polygon COZMIC DXP Rp 6 jutaan ke atas. Asik juga, ni sepedanya.

Yak, itu sekelumit cerita tentang anak muda Indonesia dan sepeda Dirt Jump. Apapun sepeda ente, jangan ingkari jari diri ente, dan jangan sampai merubah kepribadian ente. Dan satu pesan ane: JADILAH DIRI SENDIRI, APAPUN YANG KAU KENDARAI. Tetep sehat, tetep bersepeda, sumbangkan kebaikan untuk bumi ini.
Akhir kata, Salam Go Green!

KINK LAUNCH 2012

Yow, kali ini ane mau kasih review tentang sepeda BMX idaman, yaitu KINK bikes seri LAUNCH edisi 2012. Sebenernya bukan sepeda impian, sih, sepeda impian ane tu ya sepeda yang ane rakit sendiri.. :D Tapi Ni gambaran kalau kalian (mungkin) ada yang pengen beli sepeda BMX Carilah yang spesifikasinya seperti berikut.
  • Material frame: 100% besi High Tensile
  • Panjang top tube: 20.25'' (short)
  • Panjang chainstay: 13.75''
  • Tinggi BB: 11.75'' (medium)
  • Sudut head tube: 74.5°
  • Sudut seat tube: 71°
  • Fork:  bahan Chromoly 4130
  • Handlebar: tinggi 8'', bahan besi High Tensile
  • Stem: merk Mission Junction front load
  • Headset: merk Mission model tanam (integrated) pakai bearing sealed
  • Brakes: Alloy 990 U-Brake
  • Engkol (cranks): merk Mission Tubular 3pc, bahan 100% Chromoly 4130, panjang 170mm
  • Bottom Bracket: bearing sealed 19mm Spanish
  • Gear depan (sprocket): Kink Decimal gigi 25
  • Hub depan: merk Mission tipe Echo, model bearing terbuka (unsealed) as ukuran 3/8 (standar)
  • Hub belakang: merk Mission tipe Function, model bearing terbuka (unsealed), Cassette as 14mm
  • Driver gear cassette: model bearing terbuka (unsealed) gigi 9
  • velg (rim) depan-belakang: Alienation PBR 36 hole