Salam pedal!
Kemarin, ada seorang teman yang menanyakan mengenai sepeda MTB apa yang bagus. Kali ini, saya akan bahas sedikit mengenai bagaimana memilih sepeda MTB yang cocok di hati, dan pas di kaki. Hal pertama yang harus diperhatikan dalam memilih sepeda (apapun itu, tidak hanya MTB), adalah fungsi dan pemakaian. Umumnya, MTB digunakan sebagai sepeda adventure. Sesuai namanya, MTB alias Mountain Bike dikhususkan utuk trek pegunungan. Tapi, beberapa orang memilih jalan praktis dimana MTB digunakan sebagai sepeda commuter untuk kegiatan sehari-hari (ke kantor atau ke kampus) sekaligus sebagai sarana rekreasi adventure di akhir pekan. Bagi saya, sangat disayangkan kalau sepeda MTB hanya digunakan sebagai sepeda commuter. Dengan berbagai fitur dan keunggulan yang dimiliki MTB, tentu akan jadi sia-sia jika hanya digunakan di jalanan kota yang mulus dan rata. Jika demikian mengapa tidak sejak awal saja membeli sepeda commuter. Tapi kembali ke nilai praktis bahwa sepeda yang dipakai untuk kegiatan sehari-hari sekaligus adventure akan sangat lebih menguntungkan daripada harus menggunakan 2 sepeda yang berbeda untuk 2 aktivitas yang berbeda pula.
Hal lain yang perlu diperhaikan dalam memilih sepeda MTB ialah jenis. Sepeda MTB termasuk yang paling banyak memiliki varian dibanding sepeda jenis lain. Ada XC (cross country), AM (all mountain), DH (down hill), FR (free ride), DJ (dirt jump), BA (big air / freestyle),TL (trials), 4X (four cross), dan MBT (mountain bike touring). Sebenarnya masih ada beberapa varian lagi di dalam keluarga besar MTB, tapi untuk sementara, saya sebutkan yang marak di Indonesia saja dahulu. Spesifikasi tiap jenis berbeda-beda tergantung fungsi masing-masing.
1. XC (cross country) untuk jelajah alam, biasanya sepeda ini menggunakan rangka rigid, tanpa suspensi belakang. Suspensi depan pun biasanya hanya dengan travel rendah. Untuk naik turun gunung, sepeda ini oke-oke saja.
2. AM (all mountain) untuk jelajah alam dengan medan yang lebih ekstrim. Misalnya keluar-masuk hutan. Suspensinya ada di depan dan belakang, tetapi, rangka sepeda masih menggunakan geometri tinggi serupa dengan XC, demi menunjang kenyamanan berkendara.
3. DH (down hill) untuk turun gunung dengan ekstrim. Sebenarnya tergolong dalam sepeda kompetisi, karenanya, menggunakan komponen-komponen tahan banting. Sesuai namanya, down hill, sepeda ini didisain untuk turunan. suspensi depan tinggi dan besar, batang susupensinya panjang, hingga menjangkau bagian atas head tube / komstir. Suspensi belakang juga lebih lunak dan kuat. tak jarang trek sepeda downhill berupa jurang hingga ketinggian hingga 10 meter. Karena harus "terjun" sedemikian rupa, sepeda ini dilengkapi dengan komponen-komponen tahan banting lain, membuat harganya melambung tinggi.
4. FR (free ride) untuk downhill ringan. Sesuai namanya, free ride, sepeda ini baik untuk digunakan sebagai XC, AM, atau DH ringan. Terkadang, sepeda jenis ini juga digunakan untuk freestyle.
5. DJ (dirt jump) dan BA (big air) digunakan untuk melompat di udara sambil beraksi. Atraksi freestyle seperti yang biasa dilakukan dengan BMX (karena dirt jump sendiri sebenarnya masuk dalam zona berkendara BMX). Geometri sama sekali berbeda dibanding XC maupun AM. Rangka rigid atau bersuspensi, tetapi seat tube rendah, dan chainstay lebih pendek. Ini membuat sumbu roda lebih pendek, sehingga sepeda lebih lincah. Suspensi keras baik depan maupun belakang untuk memudahkan kontrol sepeda dalam beraraksi.
6. TL (trials) digunakan untuk mendaki. Juga tergolong sepeda kompetisi. Sepeda trials biasanya tanpa suspensi, dan roda yang amat besar. Sepeda ini super ringan dengan rangka yang panjang dan seat tube yang super rendah. Bahkan untuk mengurangi bobotnya, beberapa produsen sengaja membuatnya tanpa sadel... Wow! Di Indonesia sepeda semacam ini masih susah ditemui, namun, beberapa orang membuatnya menjadi urban yang disebut street trials.
7. 4X (four cross). Bisa dibilang ini sepeda balapnya trek tanah. Dirancang sedemikian rupa untuk menghadapi trek dengan kecepatan tinggi (namanya juga balap). Bahkan kadang harus mengahadapi adegan "terjun" seperti downhill. Secara fisik sama dengan sepeda MTB lain, hanya saja, suspensi depan biasanya lebih tinggi, seat tube pendek, jarak antar roda tidak terlalu panjang.
8. MBT (mountain bike touring) biasa digunakan untuk touring pegunungan. Aliran yang masih jarang oeminatnya, sehingga masih jarang informasi tentang spesifikasi sepedanya. Sepertinya masih seperti sepeda gunung biasa, tetapi dengan berbagai komponen penunjang untuk perjalanan jauh.
Nah, hal berikutnya yang harus diperhatikan dalam memilih sepeda adalah ukuran. Biasanya hanya kaum pro yang memperhatikan ukuran dalam memilih sepeda agar performa sepeda sesuai dengan fisik pengendara. Perlu diketahui, sepeda pada umumnya memiliki ukuran (biasanya ukuran rangka) yaitu S, M, L, dan XL. Jadi, meskipun ukuran roda sama-sama 26 inci, belum tentu ukuran rangkanya sama. Beberapa ukuran rangka bahkan ditambah dengan embel-embel lain, misalnya untuk kompetisi ada XL pro. Atau dalam freestyle seperti dirt jump ada M-long atau M-short, S-long atau S-short, dan sebagainya. Meskipun bukan pro, tetapi alangkah baiknya kita juga memperhatikan ukuran dalam memilih sepeda supaya sepeda sesuai dengan postur tubuh pengendaranya. Percuma juga, kan, sepeda mahal, tapi tidak nyaman dikendarai..
Terakhir adalah komponen dan harga. Belum tentu sepeda dengan tipe dan jenis yang sama menggunakan komponen yang sama juga. Hal ini tergantung distributor atau penjualnya. Kadang di toko A sepeda dengan tipe 1 menggunakan velg (misalnya) x, sementara di toko B sepeda dengan tipe yang sama menggunakan velg yang lebih bagus atau lebih jelek. Jadi, jangan heran apabila harga sepeda dengan tipe yang sama bisa berbeda-beda antar distributor. Hal ini perlu diperhatikan terutama jika ingin membeli sepeda dengan merk yang kurang terkenal. Tidak apa-apa merknya tidak terkenal apabila komponen yang disematkan menggunakan komponen-komponen berkualitas misalnya Shimano, Suntour, RST dan sebagainya. Harga mahal bukan masalah yang penting kualitas terjamin. ;)
Jadi, sudah punya incaran sepeda idaman?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar